Rabu, 12 Oktober 2011

Puisi Alam


·         Keindahan alam I

Batapa indahnya alam in
Laut berombak-ombak
Awan berarak-arak
Udara segar bertiup-tiup

Aku berdiri di atas guning,
Berdiri di bawah langit
Untuk melihat keindahan alam,
Keindahan dunia

Aku mempertaruhkan nyawa,
bertahan diri di atas guning
Demi melihat keindahan alam
keindahan ciptaan Tuhan


Puisi Alam
mesranya sapaan angin
menjamah tubuhku yang gersang
terbangkan semua kegersangan

cakrawala tampil cemerlang
berselendang pelangi
bumbui kemegahan alam

gemuruh ombak berkejaran di pantai
perjuangan yang tiada putus
sempat bangkitkan semangatku
nyalakan nyaliku
dari tidur panjangku

hamparan hijau tergelar
berpagar sungai peluntur kelelahan
berdinding gunung perkasa
tegar menyongsong zaman

kulahap kenikmatan yang hadir
dengan segenap inderaku
keindahan alam begitu sempurna
sulit tergambarkan lewat taburan kata
istana raya penuh kedamaian
kandung selaksa kasiat
ubat penolak duka
pendobrak kepengapan

gema alunan burung bervokal
serukan tembang kedamaian
keantero jagat gemerlapan
peredam gejolak emosi
peluruh keangkuhan

sekeluarga kelinci berpesta
diatas permadani hijau
berselimut kebahgiaan

panoramanya alam kian gemilang
matapun enggan berlalu
serasa berenang di telaga kedamaian






















§  Keindahan Alam II

Pagi yang cerah, langit yang biru
Di bayang-bayangi kumpulan jejeran awan putih.
Di kejauhan terlihat samar tumpukan
Pulau-pulau di kelilingi dengan warna kehijauan.
Tertegun aku dengan kekaguman yang dalam,
Seolah berada di alam mimpi.

Di siang hari, matahari bersinar dengan
Megahnya menyinari alam sekitar,
Mengemban tugas ilahi memberi penghidupan
Kepada seluruh makhluk yang disinari.
Di dasar laut, aneka ragam makhluk
Berwarna warni melengkapi kombinasi

Keindahan alam yang tak terlukiskan.
Hiruk pikuk ikan-ikan saling kejar kejaran,
Ada yang turut mengikuti yang besar
Sambil berlindung di bawah kekuasaannya,
Ada yang saling sikut sikutan ke kiri kekanan
Dalam mempertahankan miliknya
Dari pendatang yang merebut dan mengganggu.

Aku bersimpuh dan berenung, di dalam
Keindahan yang diciptakan sesempurna ini,
Seluruh makhluk bukan saja hanya diberi
Tinggal menikmati ternyata harus berperan
Dalam kancah persaingan
Agar turut dapat ikut menikmati.

Di malam hari, di dalam keheninganku
Seakan seluruh isi alam mendekat
Dalam bayang-bayang pikiran serta
Berseru "Pujilah Dia Sang Pencipta dan
Penguasa yang Pemberi dan juga Pengambil".
Pagi tiba kembali, kehidupan berputar lagi
Sesuai roda alamnya, hanya "Dia" merobah
Rimba serta tantangan hidup yang tak kunjung padam.





·         Gunung yang telah lama gersang

Aku dulu dilahirkan dalam alam yang permai
Dibuai dalam lindungan alam yang indah
Yang selalu mengingatkan aku pada belaian pertiwi
Selalu bersenandung rindu dalam dekapan alam

Semua kini telah hilang dalam pandangan
Entah kemana dan menjadi apa alam yang ku kenang dulu
Bagai ditelan dalam rakusnya manusia jahanam
Yang tiada belas kasihan dalam hidupnya

Selalu terasa pedih di hati ini
Tersayat sembilu dalam jiwa-jiwa yang kerdil
Terluka dan terobek sampai ke dalam sanubari
Tiada berbekas akan sakitnya hati

Kemana kan kucari lagi
Indahnya alam yang telah melahirkanku
Kemana aku mengadu untuk kembalinya lam permaiku
Semua telah gersang tanpa kendali dan manusia tinggal menuai bencana

Kutunggu manusia-manusia baru untuk berkarya
Tiada akal yang bisa menggapai
Entah kapan akan kembali
Gunung dan lembah yang kembali bersemi lagi




Lagi dan lagi
Kumandang Lagu "ibu pertiwi"
menyejukan hati..

Pilu jiwaku...
tamparku pada diriku,
hina ku pada raga bisuku,
makiku pada nurani batuku,

coba ketuk hati ,
berharap simpati
coba ketuk nurani ,
gapai empati

KAMI.. KITA..
SAYA.. KAMU..
ANDA.. DIA..
MEREKA..
Bersatu dalam duka

Saat air tak lagi menyejukkan
saat panas tak lagi menghangatkan
MAri bangsa..
injak ego , tunduk dalam doa


Tuhan ,
Berilah  kekuatan utk saudaraku yang berduka
Berilah kesembuhan utk saudaraku yang terluka
Berilah keiklasan utk saudaraku yang kehilangan
Berilah ketabahan utk saudaraku yang di tinggalkan


Kalian tidak sendiri,
Kita berduka
Bangsaku berduka
Negriku berduka

Indonesiaku .. bangkitlah
Saudaraku .. kuatlah
Negriku.. sadarlah
Bangsaku..
selipkan doa untuk saudara kita yg berduka





·         KUTUTUP SEMENTARA LEMBARAN DUKA
Pagi ini …………..
Dua lima Januari dua ribu lima
Genap tiga puluh hari luka Aceh
Yang berdarah dan bernanah
Walau masih pedih dan pilu
Tapi lembaran-lembaran duka
Yang kutulis setiap hari
Kututup buat sementara
Sebab terasa aku nyaris kekeringan air mata
Buat melukiskan semua derita , duka dan lara
Esok pagi ……………..
Bila embun mulai membasahi bumi
Akan kutulis lebih banyak lagi
Tentang Aceh yang bangkit dari kehancuran
Tentang Aceh yang jauh dari kemiskinan
Tentang Aceh yang aman dari kekacauan
Tentang Aceh yang terhindar dari segala bencana
Semoga…………………
A m i n !





















PENGORBANAN IBU…

Ibu...
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku menjadi remaja
Ibu...
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian
ibu..
Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga
Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku
Ibu...
jasamu tiada terbalas
hanya do’a yang bisa aku berikan
Ibu I LOVE YOU SO MUCH…

Tema: Pengorbanan seorang Ibu kepada anaknya
Makna: seorang ibu yang telah melahirkan anaknya hingga ia beranjak dewasa, dan pengorbanan ibu untuk anaknya tiada terbalas. Putrinya hanya bisa memberikan do’a yang ia panjatkan pada Tuha



2 komentar: